Trend Fashion Pada 2020-2021, Saatnya Social Distance Fashion

Harper Baazar majalah mode ternama di dunia mengajukan gagasan anyar, yakni fashion mana yang yang cocok di era pandemi Corona. Yang tetap gaya sambil bisa menjaga jarak dari orang lain. Tema besar fashion hingga setidaknya dua tahun ke depan, tidak lagi yang sosialita, tapi mode social distance atau yang kita kenali di sini sebagai jarak sosial.

Apakah mode jarak sosial ini dengan demikian berupaya mencari cara terbaik untuk menjauhkan orang lain dari Anda? Ini adalah pertanyaan besar di forum fesyen dunia di internet, di papan diskusi Harper, atau ada juga yang menanyakannya di media sosial. Ini adalah pertanyaan yang kiranya sangat tepat waktu.

Di Indonesia ada larangan kontak dengan orang lain, ada istilah pembatasan sosial. Semua orang diminta tetap berada di dalam rumah masing-masing. Begitu juga toko butik, pusat belanja diminta tutup sepenuhnya, minimal tutup lebih awal dan melakukan bisnis online saja. Di beberapa negara lain bahkan ada jam malam. Ini semua dilakukan dalam perang melawan virus korona yang menyebar dengan cepat.

Anda tidak bisa lagi berjalan-jalan dan berbelanja; Namun jika masih bisa, maka langkah yang menentukan adalah memisahkan diri dari kerumunan. Setidaknya satu hingga dua meter. Di mana pun ada antrian berilah jarak. Pada titik ini lah para desainer mulai memikirkan sesuatu. Fashion juga harus mendukung jarak sosial. Beberapa saran mengemuka. Entah di daerah 4 musim atau 2 musim, harus ada mode jarak sosial.

Apa Saja Kriteria Modenya

Gaun-gaun tidak bisa ditampilkan di catwalk lagi pada 2020, bisa dilakukan dalam posisi video online, tapi beberapa desainer seperti Rick Owens atau Mark Jacobs, menyarankan gaun grande atau “penampilan besar” yang membuat orang risih mendekat. Pakaian dan penampilan harus dibuat sangat besar dan lebar sehingga Anda dapat dengan mudah mengambil ruang dengan orang lain.

Dan secara harfiah mendekati realitas, gaun ini menggunakan varian yang unik sehingga orang bisa secara psikologis cenderung menjauh. Karena orang akan segan, dan secara fisik ingin menjauhi mereka yang mengenakan gaun lebar dengan tepian pernik. Rick Owens mendesain gaun crinoline dengan menggambar lingkaran lebar.

Gaun-gaun Marc Jacobs juga dimaksudkan untuk dua tujuan mode dan saling menjauh, demikian diumumkan sang desainer selama New York Fashion Week. Koleksi ini menempatkan Anda dalam suasana hati yang baik saat Anda melihatnya, tapi saat mengenakannya, dari sudut pandang orang lain akan terasa tidak indah, dan cenderung menjauh. Ada gaun pendek yang terbuat dari embel-embel bunga kain, juga terlihat seperti awan tekstil pelindung di sekitar kepala dan tubuh bagian atas.

Ada desain jubah merah muda, yang dirancang Dries van Noten dalam kolaborasi unik dengan Christian Lacroix, mengapung begitu jauh di belakang pemakainya sehingga setiap orang di belakangnya secara otomatis harus menjaga jarak dua meter. Ada juga fashion istimewa oleh Comme des Garçons yang tentu saja harus disebutkan di sini: jubah berwarna ungu dengan hiasan yang terbuat dari satin sangat cocok untuk jarak sosial.

Ketika semua gaun ini disajikan di atas catwalk, gaun ini masih dianggap sebagai karya peragaan, yang modis juga aneh, muncul dari visi perancang untuk kondisi ekstrem seperti pandemi. Sehingga untuk dijual meluas, agak absurd juga, karena semua ini akan berlalu jika vaksin ditemukan.